Selamat Datang di Blog Tatang Saputra , SMA Negeri 1 Bengkayang , Jalan Sanggau Ledo No. 17 , Bengkayang , Kal-Bar , HP 085822034167

Guru : Antara Profesionalisme dan Kesejahteraan


Guru adalah ujung tombak pendidikan. Baik tidaknya kualitas pendidikan sebagian besar tergantung pada guru. Karena itu, beban guru sangatlah berat. Karenanya merupakan satu hal yang wajar jika kesejahteraan guru harus diperhatikan.Guru adalah ujung tombak pendidikan. Baik tidaknya kualitas pendidikan sebagian besar tergantung pada guru. Karena itu, beban guru sangatlah berat. Karenanya merupakan satu hal yang wajar jika kesejahteraan guru harus diperhatikan. Tetapi kesejahteraan guru bukanlah semata-mata adanya kenaikan gaji, melainkan juga berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Mungkin kita harus dapat memahami bahwa seiring dengan peningkatan biaya pendidikan di daerah, maka porsi pembangunan fisik pendidikan akan terlihat jelas.

Jika dilihat dari kecilnya anggaran sektor pendidikan secara nasional, pembangunan fisik harus ditekan seminimal mungkin. Tapi nyatanya justru saat ini banyak bangunan SD yang rusak dan tidak layak digunakan untuk belajar. Pembangunan fisik gedung memang terlihat secara kasatmata tetapi tidak demikian halnya pembangunan di bidang-bidang spritual, seperti pembinaan mental dan pencapaian pembelajaran siswa. Akan tetapi keduanya saling berhubungan.
Seorang guru tidak akan merasa tenteram atau damai hatinya jika bangunan sekolah tempat ia mengajar dalam keadaan reyot, jalan ke sekolah itu becek, sedangkan langit-langit ruangan kelasnya rendah, tembok retak dan sebagainya. Karenanya, untuk masa sekarang, sarana pendidikan tersebut seharusnya direhabilitasi secara bertahap. Kalaupun mau membangun gedung sekolah baru, harus benar-benar dengan pertimbangan akal, keperluan, dan memenuhi standar sebuah sekolah. Jangan membangun sekolah seperti dulu, banyak yang tidak memenuhi standar, seperti sempitnya lahan bagi sebuah bangunan sekolah.
Bukankah kesejahteraan guru sebenarnya cukup baik dibandingkan dengan pekerjaan di sektor lain. Misalnya, soal gaji mereka. Pekerjaan guru, dan tentu saja gajinya, memang tidak bisa disamakan dengan pekerjaan lain-apalagi dibandingkan dengan pegawai negeri lain. Guru harus bekerja 24 jam. Setiap saat tanggung jawab sosialnya dituntut. “Di negara-negara maju, seperti Singapura, gaji guru memang dibedakan dan jauh lebih tinggi. Guru SD kita seharusnya paling tidak memperoleh gaji Rp 1,5 juta per bulan, ujar Drs. Djauzak Ahmad, mantan guru dan mantan Direktur Pendidikan Dasar Depdikbud.

Sejauh mana gaji yang tinggi dapat menjamin mutu pendidikan ? Dengan gaji guru yang baik, maka sang guru dituntut untuk memperbaiki mentalnya dan melaksanakan didaktik metode yang baik. Dengan demikian, mutu pendidikan baru dapat diharapkan. Yang sering menjadi pertanyaan balik dari pemerintah adalah darimana pemerintah memperoleh uang untuk meningkatkan gaji mereka? Daerah yang mampu seharusnya bisa membuat langkah awal. Itu sebabnya perlu otonomi daerah, sehingga daerah memiliki kreativitas tersendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan. Contohnya adalah pemberian THR (tunjangan hari raya) yang diberikan di Riau dan DKI Jakarta. Jika perlu berikan tiap bulan. Selain kesejahteraan guru dan perbaikan sarana pendidikan dasar, hal lain yang harus dibuat daerah pada sektor pendidikan sehubungan dengan otonomi daerah adalah melengkapi peralatan pendidikan, seperti buku dan alat peraga.
Persoalan di dunia pendidikan memang sangat kompleks. Bahkan, dunia pendidikan di negeri ini seperti benang kusut yang sulit memulainya dari mana. Akan tetapi, soal kesejahteraan guru, memperbaiki sarana pendidikan dasar, dan melengkapi peralatan pendidikan, tetap harus dikedepankan meskipun dilakukan secara bertahap. Mengapa pendidikan dasar mendapat tekanan khusus dibandingkan jenjang pendidikan lain? Karena pendidikan dasar ini yang paling parah. Sarananya saja paling banyak rusak dibandingkan SLTP dan SLTA. Belum lagi menyangkut soal pelaksanaan proses belajarnya. Dengan telah disahkannya undang-undang pendidikan nasional, kita berharap agar dana sebesar 20% dari APBN benar-benar direalisasikan dan diberikan untuk dunia pendidikan di negeri ini.
Sumber : www.depdiknas.go.id

Buku Tamu


ShoutMix chat widget